Rabu, 16 Oktober 2013

Bukalah Hatimu

Dikisahkan, ada seorang anak muda yang merasa dirinya tidak bahagia. Setiap hari, dari jendela kamarnya dia melihat taman dan pemandangan alam yang sangat indah, orang berlalu lalang, anak-anak bermain dengan gembira. Tetapi fenomena itu tidak membuat hatinya bahagia. Justru dia tidak mengerti, mengapa orang-orang di luar sana bisa tertawa-tawa bersama atau setidaknya menunjukkan wajah yang gembira.

Karena melihat keadaan di sekitarnya, hatinya yang hambar, terusik pada pertanyaan, "Apa rahasia bahagia?"

Demi mendapatkan jawaban tersebut, si pemuda memutuskan keluar dari kamarnya dan mulai bertanya kepada siapa saja yang mungkin bisa memberi jawabannya.

"Maaf Pak, saya mau bertanya, dari mana bahagia itu?" tanyanya kepada seorang bapak yang tampak gembira melihat anak-anak yang sedang berlarian.

"Bahagia? Dari mana datangnya? Lihat saja anak-anak itu," jawab si bapak santai. Si pemuda mencermatinya dan tidak mengerti mengapa melihat anak-anak itu adalah kebahagiaan.

Dia pun berjalan terus dan berusaha bertanya ke beberapa orang lainnya tetapi tetap saja tidak menemukan jawabannya, apa dan bagaimana bahagia itu. Hingga tibalah dia di depan rumah seorang petani yang sedang beristirahat sambil meniup seruling dengan nikmatnya.

Si pemuda menunggu sampai lagunya selesai dan mengajukan pertanyaan yang sama. "Ayo, masuklah kemari," si petani mempersilakan si pemuda
dengan ramah.

"Bapak sedang membuat seruling baru. Lihatlah! Begini caranya." Tangannya pun sibuk memperagakan memilih bambu, mengusap dan membersihkan bulu-bulu halusnya dengan cermat. "Setelah bersih, kini saatnya meratakan dan kemudian melubanginya."

"Bapak, saya kemari bukan belajar membuat suling dan apa hubungannya semua ini dengan kebahagiaan?" tanya si pemuda dengan kesal.

"Anak muda, jangan marah dulu. Perhatikan dulu apa yang hendak Bapak jelaskan. Bambu sekecil ini bisa mendatangkan nada yang indah, rahasianya ada di lubang-lubang kecil ini. Nah, sama dengan kebahagiaan yang kamu tanyakan. Buatlah lubang dan biarkan dia terbuka di dalam hatimu. Karena tanpa kamu pernah membuka hati, sama halnya kamu tidak pernah memberi kesempatan pada hatimu sendiri dan selamanya kamu tidak akan mengenal, apa itu bahagia. Mudah kan? Apakah kau mengerti?"

"Ya Pak, saya mengerti. Terima kasih."



-sumber: kaskus.co.id

Jumat, 14 Desember 2012

Mawar Berduri itu Sempurna


Saya senang melihat bunga, tapi saya tidak suka menanam atau memelihara bunga. Hingga tadi saya ditanya seorang teman, “Pernah ngasih bunga apa ke cewekmu?”. Saya kaget. Seumur-umur saya belum pernah memberi seseorang sebuah bingkisan berupa bunga.

Teman saya lalu bertanya bunga apa yang bagus untuk dikasih ke pacarnya. Langsung saya jawab, bunga mawar. Saya hampir buta dengan nama-nama bunga. Yang saya tahu ya bunga mawar. Bagi saya, bunga adalah mawar dan mawar itu bunga. Cetek banget kan pengetahuan saya tentang bunga.
Sebenarnya sangat nyaman melihat bunga mawar. Merahnya itu sangat menyegarkan dan menyemangati, itu karena saya suka warna merah. Katanya, ada juga bunga mawar yang berwarna putih, bahkan ada mawar yang berwarna hitam. Tapi bagi saya, bunga mawar yang memiliki warna selain warna merah bukanlah mawar yang sesungguhnya. Saya sangat konservatif soal bunga mawar ini.
Awalnya karena saya tertusuk duri mawar dan sakitnya sampai berhari-hari. Sampai sekarang saya paling malas kalau harus memegang tangkai atau daun bunga mawar. Lebih baik memandang bunga mawar dari jauh saja, pikir saya.
Saya juga kadang berpikir bagaimana kalau saya singkirkan saja duri mawar itu agar saya tidak takut menyentuh bunga mawar. Saya tak bisa menerima duri ada dalam bunga mawar itu.
Kadang saya juga berpikir bahwa saya memperlakukan orang-orang terdekat saya seperti saya memperlakukan bunga mawar itu. Bahkan kadang saya juga memperlakukan diri saya sendiri seperti itu. Sungguh sulit menerima “duri” dalam hidup saya.
Karena duri bunga berwarna merah itu disebut bunga mawar. Duri menjadikan mawar itu sempurna.

- gie wahyudi

Jumat, 05 Oktober 2012

aku, kamu dan dia

dia ...
kamu ...
adalah fenomena cinta dalam hidupku
bagiku ...
dia adalah dia, dan kamu adalah kamu begitupun aku.
aku adalah aku
aku mencintainya, dan aku juga mencintaimu
hanya saja, mungkin kadarnya berbeda
atau, aku salah menafsirkan cinta?
entahlah ...
aku hanya mencoba mengikuti kata hatiku saja
suatu saat, aku merasa cintaku kepadanya hilang tak berbekas
aku juga pernah merasa cintaku kepadamu hilang tak berjejak
seiring waktu berjalan
aku mulai merindukannya, aku mencoba menghubunginya namun tak mendapat jawab
"ah .. mungkin dia sudah tak menganggapku ada" pikirku
lantas aku mencoba untuk bertahan dengan cintaku kepadamu
tapi, aku merasa cintaku hari ini tak sekuat cintaku dihari kemarin
entahlah ...
aku hanya merasa seperti itu
apakah kau juga turut merasakan hal seperti itu? mungkin saja iya, tapi ku yakin kau takkan mampu untuk mengungkapkannya padaku
begitupun juga aku ...
aku berusaha menyirami cinta ini agar kembali mekar seperti dahulu
tapi sia-sia, aku hanya merasa cintaku padamu sudah teracuni oleh cinta yang lain
aku harap, itu hanya perasaanku saja. tidak nyata
kita berdua pernah melewati masa-masa sulit dan kita mampu melewatinya bersama-sama
tapi aku merasa hal ini lebih sulit, aku hanya takut kita tak mampu lagi untuk bersama
dan mulai memilih jalan kita masing-masing
aku takut, sungguh takut
tapi, hidup manusia siapa yang tahu?
sebelum semua hal itu mungkin bisa terjadi
aku hanya ingin benar-benar sangat berarti bagimu
aku hanya ingin bahwa selama ini kehadiranku sangat terasa olehmu
aku hanya ingin bahwa kau merasa hampa jika aku sedang jauh darimu
tapi, jika kau sudah menemukan sebuah kehampaan lain yang kau rasakan apabila kau merasa jauh darinya, aku tak akan melarangmu
jika kau sudah menemukan sebuah kehadiran lain
jika kau sudah menemukan hal berarti yang lain
jika kau ingin menggapainya
silakan, gapailah
aku tak akan melarangmu
aku hanya akan turut berdoa untuk kebahagiaanmu
aku hanya akan melangkah ke jalan lain
untuk mencari jalanku sendiri
jalan yang sudah lama aku ukir bersamamu dan terpaksa aku harus mencari jalan lain
jalan yang akan ku lalui sendiri
tanpamu ...

bingung ngasih judulnya, baca aja deh ya :)


terkadang cinta membutakan semuanya terkadang cinta meluluhkan semuanya terkadang cinta membakar semuanya terkadang cinta membahagiakan semuanya terkadang cinta membodohkan semuanya terkadang cinta mengindahkan semuanya



mungkin sebagian orang menyepelekan arti sebuah cinta , sebagian pula menyadari kekuatan sebuah cinta. kenapa cinta ? ya cinta ? suatu anugerah Illahi yang tak ternilai harganya. meskipun terkadang cinta menyerupai sebuah misteri dimana kita sendiri yang harus mencari tahu bagaimana cara memelihara cinta kita terhadap seseorang. namun yang harus di ingat adalah bukanlah kita yang memilih cinta namun cinta yang memilih kita. ketika cinta memutuskan untuk singgah kita merasakan kebahagiaan. sebaliknya, ketika cinta memutuskan untuk pergi kita layaknya mendapatkan luka yang begitu dalam.

itulah sifat cinta , yang bisa kita lakukan hanyalah menerimanya meskipun itu sakit. dan yang perlu kita sadari ketika cinta pergi kita harus yakin bahwa Tuhan telah menyiapkan cinta yang lebih untuk kita. dengan menyadari dan meyakini bahwa tak ada yang abadi didunia ini kita pasti bisa melewati suka duka cinta dengan tegar tanpa harus larut tenggelam dalam kesedihan karena cinta yang memutuskan untuk pergi meninggalkan kita. karena hanya cinta sejati yang bisa memberi tanpa harus menerima. ketika dia datang tak ada sesuatu apapun yang bisa memisahkannya, kecuali ajal.


jika menemukan sebuah cinta janganlah kita mempermainkannya atau mungkin hanya memanfaatkannya , karena kita tidak tahu apakah itu cinta sejati kita atau bukan. jagalah ia hingga berkembang dan membuat kedamaian dijiwa. cinta itu soal hati bukan soal fisik , selagi ada cinta tak perlu lagi ada pertanyaan.

Ketika Kata “CINTA” Menjadi Tak Berharga


Pada pertengahan Januari, di saat gemercik hujan membasahi rumput yg telah kering karena kejamnya terik mentari, aku mulai meraba dan selami makna mengapa aku di sini. Hari itu, aku melihat jasadku tersungkur lemah dalam bingkai jiwa yg begitu sepi dan ditemani basuhan air hujan yg seolah tenangkan aku. Aku bagai seorang anak bayi yg merengek meminta belaian dan air susu ibunya. Sungguh semua tanya yg t’lah ada membuatku tak kuasa berjalan di duniaku sekarang.

Indah tawamu mengalun merdu di telingaku dan meresap ke dalam sekat jiwaku yg perlahan tertutup. Kunyanyikan bait-bait lagu yg terdengar dari hati ini, ternyata bait lagu itu adalah bait lagu kerinduanku kepada sosok keindahan. Jemariku pun perlahan bergerak menuliskan sesuatu di hamparan tanah basah yg menjadi saksi kepedihan ku. “Rindu”… Kemudian ku tersadar dan bertanya,“Siapakah orang itu?”

Pikiran dan jiwa ini melayang dan tiba pada pembaringannya yg indah. Kulihat sosok perempuan yg sangat kukenal. Mungkinkah dia yg kurindukan? Kemudian hasrat ini membara ingin mengecup bibir tipis nan indah itu. Perlahan ku dekati dan dengan mesra, ruh ku mencumbui jasad perempuan yg tertidur itu. Aku membara dalam panas nafsu yg semakin lama semakin menyiksa. Sesaat jiwaku bergumam, “Bukan.. bukan dia yg kurindukan. Kecantikannya telah mempesonaku dan telah membawaku dalam pertarungan nafsuku”. Kemudian jiwaku kembali ke jasadku yg menggigil dalam balutan hujan yang dingin.

Terdengar langkah kaki mendekatiku dalam indah tariannya bersama sang hujan dan perlahan aku melihat samar lalu gelap menjelma.

“Di mana aku?”

Kaget dan tersentak adalah gambaran jiwaku saat ini. Keindahan itu terbalut dalam busana yang sederhana. Mata sendu yang indah itu mengisyaratkan kehidupannya yang begitu nikmat bersama kehidupannya yang hampir tak punya apa-apa. Aku merasa seperti seorang pangeran dalam dongeng yang ditemukan tergeletak tak berdaya oleh seorang rakyat jelata yang begitu mempesona. Gubuk ini bagiku bagaikan sebuah istana megah dibandingkan rumahku yg hanya beralaskan tanah dan beratapkan hiasan langit wlaupun hujan kadang datang bermain bersamaku.

“Siapa kamu?”

Jawaban dari pertanyaanku hanya dijawabnya dengan senyuman. Dan dengan langkah yg begitu sempurna, dia datang kepadaku membawa segelas air dan semangkuk buah yang mungkin dia petik dari hutan. Kemudian perut ini berbicara melalui bahasanya bahwa lambung ini sedah trgigit rasa lapar. Dengan lahapnya aku memakan buah itu dan kuakhiri dengan tegukan air tawar yg dia ambil dari sungai namun bagiku bagaikan tetesan air yang diambil dari surga.

Aku berusaha bangun, tiba-tiba tangan yang lembut itu menahan tubuhku untuk tidak beranjak dari pembaringanku. Senyap menjelma karena dia tak pernah berkata sedikit pun tapi aku merasakan kesunyian itu begitu damai apabila bersamanya.

Hari demi hari yang kulalui bersamanya telah tersimpul menjadi hitungan minggu dan bahkan bulan. Dia habiskan waktu tanpa sepatah kata pun. Sikapnya yang begitu lembut merantai jasad dan jiwaku. Tak semenit pun yang ingin kulewatkan tanpanya. Kebiasaannya membuatku menyimpulkan bahwa bibirnya tidaklah bisu tapi ada sesuatu yang membuatnya bisu. Aku bertanya dan terus bertanya, siapakah namanya?

Seiring waktu yang berjalan, jiwa kami terpaut dalam bingkai kehidupan yg begitu romantis dalam ruang-ruang cinta. Kami saling melayani bak sepasang kekasih dan kami melaluinya bersama kebisuan yang indah..

Pagi itu aku terbangun dari lelapnya tidur dalam selimut malam. Mataku mencari sosok perempuan yang membuatku menghargai setiap desah nafas yang kuhembuskan dan setiap detik yang tersimpul menjadi hitungan masa. Tak seperti biasanya, dia tak lagi menyambutku dengan senyuman dan lembut tatapan matanya.

Aku pun bergumam dalam hati, “Di mana kah engkau kekasihku? Tidakkah aku berharga lagi? Apakah senyum itu bukan untukku lagi”?

Keramaian yang terasa dalam jiwaku sekejap menjelma sepi dan begitu senyap dan aku pun teriris pisau kepedihan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Duniaku seakan telah mati. Kutemukan dirinya terkapar di atas tanah basah karena hujan seperti saat dia menemukan jasadku yg perlahan memudar dari kehidupan. Tanganku meraih tubuhnya yang tak berdaya dan kuangkat dia ke dalam istana kami, biar dingin air hujan tidak membunuhnya dengan kejam. Kurebahkan tubuhnya, dan kulihat bibirnya perlahan bergerak ingin mengucapkan sesuatu…

Dia pun berbisik di telingaku, “Aku sangat mencintaimu”.

Perlahan nafas dan detak kehidupannya berhenti. Aku pun terperanjat dalam kekosongan yang sangat lama dan sangat lama..

Aku pun kembali sendiri tapi sebenarnya aku adalah sebuah jasad tak bernyawa yang berjalan tak tentu arah. Jiwaku masih berada dalam kenangan masa lalu yang indah bersamanya. Hingga aku sampai pada tempat di mana ia menemukanku. Aku duduk tertegun dan terus berfikir mengapa dia tak pernah mengucapkan sepatah kata pun sampai nafas kehidupannya hampir habis?

Kemudian aku menyadari bahwa kata cinta itu hanyalah sekedar ungkapan tak bermakna yang mungkin hanya melahirkan kemunafikan demi sebuah tujuan yang tidaklah jelas dan wujud cinta itu adalah perbuatan cinta yang saling memuliakan.

Friday, 23 Jan ‘09
_.daengpoe._

Dasar-Dasar Putus


sebagai anak muda, kita tidak biasa jauh dari yang namanya soal cinta. tak bisa dipungkiri, karena memang sedang masanya kita karena baru mengenal cinta, cinta pada lawan jenis biasanya. dari dasar itulah kita sudah mulai mencoba untuk saling menyatukan rasa satu sama lain hingga akhirnya bisa jadian atau pacaran.
namun dari sisi lain, kita juga ga bisa terlepas dari bayang-bayang masa lalu si dia (pacar kita). padahal seharusnya ketika kita sudah mulai bisa menjalani sebuah hubungan, kita terlebih dahulu sudah harus bisa menerima keadaan si dia saat ini, bukan masa lalunya.

jangan sesekali menjalani sebuah hubungan kalau masih ada rasa tidak percaya terhadap si dia, karena dalam suatu hubungan rasa saling percaya itu sangat penting.
kalau kita mau menelaah lebih jauh, sebenarnya faktor utama berakhirnya suatu hubungan adalah persoalan sederhana, bahkan sangat sederhana. kenapa saya bilang sederhana? karena kita sendiri yang menciptakan persoalan tersebut.

contohnya: 
coba kita flash back pada zaman orang tua kita masih muda, pada saat itu belum ada yang namanya handphone, mungkin ada tapi khusus untuk orang-orang tertentu saja, kita lihat dari cara pacaran orang jaman dulu. mereka mungkin hanya disekolah atau dirumah untuk bisa bertemu dan ngobrol, tanpa berhubungan via handphone (sms/telpon/bbm). modal mereka hanya satu, yaitu KEPERCAYAAN. 

tidak seperti jaman sekarang yang sudah dilengkapi dengan fasilitas sms/bbm/telpon, kita bisa dengan mudah menghubungi si dia, dan dampak buruknya yaitu kita terlalu ingin tau apa-apa yang dia lakukan, mau kemana dia hari ini, dengan siapa dia pergi, sedang apa dia dsb. dan ketika dia menjawab dengan jawaban yang membuat sang pacar tidak senang dari situlah masalah timbul. sang pacar mulai membesar-besarkan masalah yang tidak seharusnya terjadi. masalah yang mungkin sangat sepele, itu semua terjadi karena apa? ya, karena rasa keingintahuan kita yang besar yang melebihi porsi kita sebagai pacar. padahal kalau dipikir-pikir orang tua si dia aja belum tentu memperlakukan anaknya seperti itu.
intinya, walaupun kita punya pacar, bukan berarti kita harus tau apa-apa yang akan dilakukan oleh si dia, buang jauh-jauh pemikiran itu, karena bagaimanapun dia mempunyai privacy, dan kita harus bisa menghormati itu. 
anak muda jaman sekarang itu cenderung krisis kepercayaan, jadi jangan memulai hubungan kalau belum bisa percaya sepenuhnya.

semoga bermanfaat.
sekian :)

cemburu

Entah curhat atau apalah,
sedang terbakar cemburu…..
mudah-mudahan bisa lekas kembali positip think…
cemburu itu capek,
cemburu itu kadang tak berdasar
hanya karena merasa dia mulai bermain api,
sesungguhnya mungkin itu tidak akan terjadi
mungkin dia hanya ingin bercerita dengan teman prianya
teman lama yang baru bersua kembali
cerita-cerita indah yang mereka pernah alami
hanyalah bagian dari masa lalu…..
detik-detik berjalan semakin lamban kalau cemburu memburu
semua hanyalah perasaan tidak enak
semua hanyalah perasaan tak menentu
ketakutan….
tapi mau belajar ikhlas……semua tau kalo dia cinta aku…..
aku pun merasakan kehangatan pelukan tubuhnya itu mampu meyakinkan aku
kalau dia cinta aku

 
Blogger design by suckmylolly.com