Jumat, 14 Desember 2012

Mawar Berduri itu Sempurna


Saya senang melihat bunga, tapi saya tidak suka menanam atau memelihara bunga. Hingga tadi saya ditanya seorang teman, “Pernah ngasih bunga apa ke cewekmu?”. Saya kaget. Seumur-umur saya belum pernah memberi seseorang sebuah bingkisan berupa bunga.

Teman saya lalu bertanya bunga apa yang bagus untuk dikasih ke pacarnya. Langsung saya jawab, bunga mawar. Saya hampir buta dengan nama-nama bunga. Yang saya tahu ya bunga mawar. Bagi saya, bunga adalah mawar dan mawar itu bunga. Cetek banget kan pengetahuan saya tentang bunga.
Sebenarnya sangat nyaman melihat bunga mawar. Merahnya itu sangat menyegarkan dan menyemangati, itu karena saya suka warna merah. Katanya, ada juga bunga mawar yang berwarna putih, bahkan ada mawar yang berwarna hitam. Tapi bagi saya, bunga mawar yang memiliki warna selain warna merah bukanlah mawar yang sesungguhnya. Saya sangat konservatif soal bunga mawar ini.
Awalnya karena saya tertusuk duri mawar dan sakitnya sampai berhari-hari. Sampai sekarang saya paling malas kalau harus memegang tangkai atau daun bunga mawar. Lebih baik memandang bunga mawar dari jauh saja, pikir saya.
Saya juga kadang berpikir bagaimana kalau saya singkirkan saja duri mawar itu agar saya tidak takut menyentuh bunga mawar. Saya tak bisa menerima duri ada dalam bunga mawar itu.
Kadang saya juga berpikir bahwa saya memperlakukan orang-orang terdekat saya seperti saya memperlakukan bunga mawar itu. Bahkan kadang saya juga memperlakukan diri saya sendiri seperti itu. Sungguh sulit menerima “duri” dalam hidup saya.
Karena duri bunga berwarna merah itu disebut bunga mawar. Duri menjadikan mawar itu sempurna.

- gie wahyudi

0 komentar:

 
Blogger design by suckmylolly.com